Rabu, 24 November 2010

Si Bengal Membalas Budi

Si Bengal memang nakal. Ia seekor tikus kecil yang gemar serudak-seruduk di hutan sendirian. Ibunya sering cemas, tetapi ia tetap saja keluyuran ke sana-kemari. "Melacak alam," katanya setiap kali. Suatu hari, ia masuk ke sebuah lubang hutan sampai ujung. Didorong hasratnya yang besar untuk tahu, ia menyundul-nyundul dan ujung lubang pun terbuka.



Si Bengal keluar. Tidak disangka, ia terantuk kaki harimau yang sangat besar. Harimau itu menangkapnya. Si Bengal gemetar. "Ampun Pak Harimau, jangan memakanku," pintanya. "Tadi aku tidak sengaja. Lagipula kau tidak akan kenyang, sebab tubuhku kecil." "Ha....ha...ha... ! Pintar kau," kata harimau. "Aku memang lapar, tapi hewan sekecil kau ini jangan-jangan cuma bikin perutku gatal." Bengal lalu dilepas.


Beberapa hari berlalu. Bengal kembali pada kegemaran lamanya yaitu melacak alam. Ketika sedangasyik mengendus-endus, ia mendengar auman dahsyat. "Itu Pak Harimau," pikirnya. Bengal berlari mendekat ingin tahu, lalu bersembunyi di balik batu. Dilihatnya si harimau terjerat jaring. Kakinya menendang-nendang dan kukunya mencakar-cakar, tetapi jaring amat kuat, dan membungkus si harimau makin erat.


Keliahatannya saja si Bengal memang bengal, tetapi sebenarnya ia anak pintar dan berbudi. Kebaikan hati Pak Harimau tak pernah ia ingkari. Ia pun keluar dari persembunyian, lalu dengan sabar digigitnya tali jaring sampai putus. Jaring terbuka dan harimau pun kembali bebas leluasa. "Ha...ha...ha... ! Pintar kau !" harimau tertawa. Begitu pula dengan si Bengal. Mereka sama-sama terharu dan sama-sama tahu, bahwa kalau mau, si besar dan si kecil bisa saja bersekutu.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites