Senin, 22 November 2010

Singa dan Serangga

Seekor serangga pengisap darah terbang menjelajah hutan. Ia sedang mencari mangsa, sebab ia amat dahaga. Singa gendut ia dekati, siapa tahu hausnya terobati. "Salam Pak Singa, boleh kuminta darahmu sedikit saja ?" katanya. Singa kaget dan gusar mendengar sikap yang begitu kurang ajar.



"Binatang hina !" hardiknya. "Tidakkah kau tahu aku ini raja ? Seluruh penghuni hutan takut dan hormat kepadaku. Mengapa kau begitu dungu ? Enyah kau, sana masuk ke dalam debu !" Serangga tidak terima dihina begitu. Biarpun singa si raja hutan, belum tentu tidak bisa dikalahkan. Ia segera hinggap di pantat singa dan menggigit dengan sengitnya.


Plak ! Singa menyabet dengan ekornya. Serangga pindah ke perut. Cetuuut...., di sini ia menggigit lagi. Singa berang dan mengaum panjang. Binatang-binatang hutan lari ketakutan. Serangga terbang memutar. Sambil terkekeh-kekeh ia lancarkan serangan gencar. Di hidung, di bibir, di pelupuk mata, di telinga, di mana-mana.


Si raja pongah mondar-mandir amat gelisah. Kakinya menepuk-nepuk, ekornya mengibas-ngibas. Sepanjang malam tenaganya habis terkuras. Namun si musuh kecil tak juga bisa ditebas dan akhirnya singa jatuh lemas. Serangga girang bukan kepalang. Ia umumkan kemenangannya dengan gemilang : Raja yang mulia tak berdaya menghadapi si kecil hina.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites